Pengaruh Makanan Fermentasi Terhadap Masa Pandemic Covid-19
Pengaruh
Makanan Fermentasi Terhadap Masa Pandemic Covid-19
Saat ini dunia sedang
digemparkan oleh penyakit pandemic yang disebut dengan Covid-19. Penularannya
begitu cepat dan berbahaya, dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit
tersebut hanya dengan sekali kontak fisik saja. Oleh karena itu, pemerintah
Indonesia melakukan tindakan memutus rantai covid-19 ini dengan menyuruh
masyarakatnya untuk melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Namun
usaha ini masih belum bisa sepenuhnya memutus rantai covid-19 tersebut. Diperlukan
penanganan lebih lanjut untuk memutus rantai covid-19 tersebut, salah satunya
yaitu dengan meningkatkan imun tubuh. Menurut Amalia dkk. (2020) cara untuk
meningkatkan imun tubuh dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat
seperti rajin berolahraga dan memakan makanan yang bergizi.
Kimchi merupakan makanan
fermentasi khas korea yang kini tengah digemari oleh para remaja Indonesia,
kuhususnya para pecinta drama korea. Kimchi terbuat dari sawi putih yang diberi
garam kemudian didiamkan selama beberapa jam setelah itu dicuci lalu diberi
bumbu yang terbuat dari campuran udang krill, kecap ikan, bawang putih, jahe,
dan cabe merah bubuk (Azka et al.,
2018). Dilihat dari bahan utama kimchi yaitu sawi putih yang merupakan salah satu
jenis sayuran dimana sayuran adalah bahan pangan yang mengandung zat gizi yang
sangat bermanfaat bagi tubuh. Dikutip dari jurnal milik Prambudi (2019) bahwa
sawi putih mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor,zat besi, vitamin A, vitamin B dan vitamin C. Selain
zat gizi yang disebutkan tadi, adapula zat probiotik yang dapat membantu
meningkatkan imun tubuh dimana zat ini dapat ditemukan pada produk pangan
fermentasi (Wahyuningsih et al.,
2014). Hal ini menandakan bahwa kimchi juga baik untuk meningkatkan imun tubuh.
Kini makanan kimchi sudah tidak
asing lagi didengar oleh masyarakat Indonesia. Bahkan kimchi sudah dengan mudah
didapatkan di Indoneisa. Dilihat dari proses pembuatannya yang relative mudah
dan dengan menggunakan bahan yang relative murah serta mudah ditemukan di
Indonesia, membuat masyarakat Indonesia mampu untuk membuatnya sendiri. Pada pembutan
kimchi, proses fermentasi kimchi menggunakan media sawi putih. Fermentasi ini
disebut dengan fermentasi solid-state culture yaitu fermentasi menggunakan
media padat. Dikutip dari Azka dkk. (2018) pada proses fermentasi kimchi mikroba
yang berperan adalah mikroba jenis Lactobacillus. Mikroba ini mendapatkan
sumber energinya secara kemotrof atau dengan mengurai kompenen gizi pada sawi
putih. Sumber karbon yang diperoleh mikroba berasal dari karbohidrat sawi
putih, sumber nitrogen berasal dari protein dan lemak sawi putih serta unsur unsur
lain pendukung nutrisi bagi mikroba seperti vitamin dan mineral yang diambil
dari sawi putih. Kimchi difermentasi dalam wadah yang ditutup rapat menandakan
bahwa fermentasi kimchi tidak membutuhkan oksigen. Selain itu bahan baku sawi
putih dapat pula diganti dengan rebung. Rebung mengandung protein, lemak,
karbohidrat, riboflavin thiamin, kalsium, fosfor, kalium, zat besi, vitamin A
dan vitamin C (Iwansyah et al., 2019).
Karena rebung memiliki kandungan gizi yang hampir sama dengan sawi putih
sehingga mampu menjadi media bagi pertumbuhan mikroba Lactobacillus.
Dengan proses pembuatannya yang
mudah dan bahan yang relative murah serta mudah didapatkan ini mampu dijadikan
sebagai peluang ide bisnis. Apalagi dijaman pandemic ini, kebanyakan masyarakat
Indonesia lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah sambil menonton drama
korea favorit mereka. Hal ini dapat memicu mereka untuk mengonsumsi kimchi
dikarena adegan memakan kimchi di drama tersebut yang mampu menggoda para
penontonnya. Tetapi jika meningkatnya konsumen kimchi ini, tingkat konsumen
produk pangan local akan menurun. Walaupun begitu, menjual Kimchi ini dapat
membantu meningkatkan perekonomian Indonesia yang hampir merosot akibat
pandemic. Tidak hanya itu, kimchi juga dapat membantu dalam meningkatkan imun
tubuh dalam keadaan pandemic ini.
Referensi:
Amalia, Lia., Irwan., dan Hiola, F.
2020. Analisis Gejala Klinis Dan Peningkatan Kekebalan Tubuh Untuk Mencegah
Penyakit Covid-19. Jambura Journal of Health Sciences and Research. Vo.2 No.2:
71 -76
Azka, Ahmad.B.F., Santriadi, M.T., dan
Kholis, M.N. 2010. Pengaruh Konsentrasi Garam Dan Lama Fermentasi Terhadap
Sifat Kimia Dan Organoleptik Kimchi. Agroindustrial Technology Journal. Vol 2.
No. 1: 91-97
Iwansyah, Ade. C., Patiya, L. G.,
Hervelly. 2019. Pengaruh Konsetntrasi Natrium Klorida Dan Lama Fermentasi Pada
Mutu Fisikokimia, Mikrobiologi, Dan Sensori Kimchi Rebung. Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri.
Vol. 8 No. 3: 227-237
Prambudi, Hery. 2019. Perbandingan
Kadar Besi (Fe) Pada Sawi Putih Dengan Sawi Hijau Yang Dijual Dibeberapa Pasar
Kabuparen Cirebon. Jurnal An nasher. Vol. 1 No. 1
Wahyuningsih, R., Darmono., dan
Margawati, A. 2014. Pengaruh Pemeberian Probiotik Lactobacillus Helveticus Rosell-53 Dan Lactobacillus Rhamnosus Rosell-22 Terhadap Kadar Limfosit Lanjut
Usia. Jurnal gizi Indonesia. Vol. 3 No.1: 13 – 19
Nama: Intan Sekar Safitri
NIM: B.1810675
TPG/Pagi/2018
Komentar
Posting Komentar